Perbedaan bakat dan kemampuan
Assalamu'alaikum Sahabat, Pada dasarnya setiap
individu memiliki bakat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terletak pada jenis
bakat. Bisa kita liat Taufik Hidayat dan Susi Susanti dalam bermain bulu
tangkisnya, darimana mereka jenius dalam bidang itu? Karena bakat dari bawaan?
Karena nasib? Karena insting? Atau karena ilham? Begitulah
pertanyaan-pertanyaan yang sebetulnya merupakan bidang penyelidikan biologi,
psikologi dan ilmu genetika.
Tapi
kadang kita bingung apakah ada hubungan atau keterkaitan antara bakat dan
kemampuan? Dan bisa menghasilkan kapasitas dan prestasi?. Dari pada dilanda
galau, mari kita simak pengertian dari kebingungan kita. Bakat (aptitude)
biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential
ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud.
Sedangkan kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan sesuatu tindakan
sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Nah sahabat pahamkan sekarang, bakat
takan berjalan tanpa ada kemampuan jadi perbedaan bakat dan kemampuan telah
kita pecahkan ni, sekarang kelanjutan dari bakat itu sendiri adalah kapasitas
dan prestasi. Kapasitas (capacity) acap digunakan sebagai sinonim untuk
"kemampuan" dan biasanya diartikan sebagai kemampuan yang dapat
dikembangkan sepenuhnya dimasa mendatang apabila kondisi latihan dikemukakan
secara optimal. Jadi, bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum. Prestasi
merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan seseorang.
Apakah
setiap anak itu mempunyai bakat?
Menurut
definisi dari U.S. Office of education anak berbakat adalah anak-anak yang
diidentifikasi oleh orang-orang propesional, yang karena kemampuannya yang
sangat menonjol, dapat memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini
membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayan diluar
jangkauan program sekolah yang biasa, untuk mewujudkan sumbangannya terhadap
diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Acapkali diadakan Tes untuk mengukur
bakat seseorang, tetapi yang paling penting, bahwa tes itu tidak boleh
merupakan satu-satunya sandaran untuk mengidentifikasi bakat. Penilaian atas
bakat dan prestasi skolastik anak (remaja) haruslah didasarkan atas berbagai
jenis bukti. Tes adalah salah satu jenis bukti, angka-angka disekolah adalah
jenis lainnya. Penilaian tertulis oleh guru atau murid, merupakan jenis yang
lainnya.
Ketentuan
lainnya adalah bahwa diagnosa atas bakat dan prestasi remaja haruslah merupakan
proses yang terus-menerus. Akan tetapi pada tingkat usia tertentu,
angkat-angkat tes atau sekolah atau pengukuran-pengukuran lainnya, mungkin saja
bukan cerminan persis dari bakat dan prestasinya, penilaian beberapa kali hanya
utuk menetapkan diagnosis.
"Carilah
apa yang kau mampu dalam pengerjaanya."
Salam
Muslimah Sejati^_^
Wassalamu'alaikum
Komentar
Posting Komentar